Membuat nama Brand yang bagus saat usaha baru saja didirikan merupakan perkara penting yang harus diperhatikan para pebisnis. Pasalnya, banyak brand yang berubah di tengah jalan karena mulai menyadari bahwa merek yang selama ini dipakai ternyata terasa kurang cocok.
Membuat nama Brand yang baik dan tepat sangat berpengaruh terhadap usaha anda di masa mendatang. Misalkan saja saat anda memilih sepatu olahraga, yang pertama terbesit di hati anda adalah brand NIKE atau ADIDAS, padahal merek sepatu sport sangat banyak. Menentukan nama brand yang bagus akan melekat di hati semua konsumen anda nantinya.
Untuk itu, pikirkan matang-matang tentang nama merek anda sebelum memulai, agar fenomena seperti diatas yang jelas-jelas merugikan, tidak terjadi pada anda di masa depan.
Nah, berikut ini adalah beberapa Tips membuat nama brand yang bagus, cocok san sesuai.
Tips Membuat Nama Brand yang Menarik dan Unik
1. Menciptakan Nama Brand yang Benar-Benar Baru
Jangan membuat nama brand yang sebelumnya sudah pernah dipakai oleh badan usaha lain. Untuk memastikannya, silakan lakukan survei terlebih dahulu, bisa melalui Penelusuran Google, atau lebih valid lagi melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, untuk mencari tahu mengenai hak paten.
Jika Merek yang direncanakan belum ada pemiliknya, pastikan juga “kosa kata” tersebut tidak mengandung unsur buruk. Namun Jika brand baru anda ternyata sudah didahului orang lain dan masih tetap eksis, siap-siap menrima akibat. Pemiliknya bisa saja menuntut.
2. Membuat Nama Brand yang Unik
Selain memastikan merek yang benar-benar baru, upayakan nama brand usaha anda cukup unik, tujuannya agar mudah diingat dan melekat dihati konsumen nantinya. Contoh nama brand unik di Indonesia juga banyak, misalnya Gojek dan Sang Pisang.
Bahkan banyak perusahaan Startup di tanah air yang nama brand merek terdengar nyeleneh alias asal-asalan saja. Namun berkatnya, menjadi terkenal dan mudah diingat berkat keunikan yang terkandung tersebut. Namun perhatikan, nyeleneh jangan sampai negatif, karena dampaknya juga akan buruk bagi citra bisnis.
3. Menyeleksi Nama Brand yang Mudah Diingat dan Diucapkan
Cara menentukan nama brand yang baik berikutnya yakni muda diingat dan diucapkan. Semua badan usaha selalu berupaya menciptakan merek yang mudah dilafalkan, bertujuan untuk menghindari kesalahan penyebutan dari konsumen mereka.
Begitu juga dengan nama yang mudah diingat. Jika seseorang menyebut nama produk tapi sedikit salah, si pendengar (konsumen) akan langsung menangkap maksud yang diucapkan orang tersebut. Sama seperti jika saya mengucap kata NAIQ / NIQ, yang ada di pikiran anda pastilah NIKE (Brand ternama Dunia). Betul ?
4. Membuat Nama Brand yang Pendek
Pengaplikasian dari kata yang mudah diingat dan diucapkan adalah, saat kata tersebut tidak panjang, alias Pendek. Begitu juga dengan menentukan nama brand yang mudah melekat serta diucap, kosa kata yang pendek akan jadi identitas spesial yang mempermudah dalam segala hal.
Tidak perlu membuat nama brand yang panjang dengan tujuan agar terlihat berbeda, kreatif dan lebih unik. Usahakan maksimal 3 kata saja, supaya pengucapan dan pengingatan tetap gampang dan tidak ribet kedepannya.
5. Brand dengan Kombinasi Angka?
Ada banyak merek di dunia yang menggabungkan angka dan kata dalam satu nama, terkadang bukan hanya karena iseng, namun disebabkan adanya suatu penyebab yang mendasari pemilik membuat nama tersebut, dan biasanya berhubungan dengan kehidupan pribadi atau Asal-Usul perusahaan.
Saran saya, jika ingin menggabungkan kata dan angka, jangan menjadi terlalu panjang. Cukup satu kata dengan tambahan dua atau tiga angka saja. Karena jika panjang, pastinya akan sangat sulit diingat dan diucapkan, apalagi mengkombinasikannya dengan angka.
6. Merek yang Mampu Mencerminkan Produk
Segmentasi Pasar sangat dipengaruhi oleh merek produk yang relevan dengan spesifikasi atau manfaatnya. Dengan keterkaitan tersebut, sebuah produk bisa memberi gambaran terhadap target konsumen yang akan disasar.
Konsepnya, merek yang terkesan feminim untuk menyasar kaum Wanita, seperti contoh Produk Cintra, untuk menjaring kaum Hawa berdarah muda. Begitu juga Produk Ekstra Joss, yang identik dengan Pria pekerja keras dan berbadan tegap besar.
7. Keterkaitan dengan Produk Bermanfaat untuk Proses Branding
Pengertian Branding adalah suatu proses menciptakan atau peninggalan suatu hal tertentu di benak dan hati konsumen, melalui serangkaian cara dan strategi sehingga tercipta makna dan perasaan khusus, yang memberikan dampak bagi kehidupan konsumen.
Beberapa unsur Branding antara lain adalah :
- Nama merek
- Logo (logo type, monogram, bendera)
- Tampilan visual (desain produk, desain kemasan, desain seragam, dan lain-lain)
- Juru bicara (co-founder, mascot, tokoh perusahaan, orang terkenal)
- Suara (lagu tematik, icon bunyi/ nada)
- Kata-kata (slogan, tagline, jingle, akronim)
Namun yang terpenting dari semua itu adalah merek atau brand produk itu sendiri, yang kemudian didukung oleh desain logo, lambang ataupun simbol yang menjelaskan identitas sebuah produk secara keseluruhan. Sehingga mudah diingat, dicerna dan ditebak konsumen saat suatu identitas kecil disebutkan.
8. Nama Brand yang Memiliki Makna yang Baik
Memiliki merek yang mengandung makna baik merupakan isyarat tersendiri sebagai identitas spesial dari produk anda. Banyak brend termana di dunia ini yang ternyata mengandung arti dan dan makna, yang justru belum diketahui banyak orang.
Makna yang terdapat didalamnya tersebut juga harus bermansut positif dalam hal pengartiannya, jadi jangan sembarangan. Sama seperti orang tua yang cenderung memberi nama pada anaknya dengan berbagai arti didalamnya.
Begitu juga pebisnis seperti anda, tancapkan makna khusus pada brand, yang nantinya akan jadi bagian identitas produk itu sendiri.
9. Jangan Menggunakan Singkatan pada Brand Baru
Cara membuat brand yang baik dan bagus terakhir adalah soal singkatan. Sebuah singkatan yang terdapat pada merek bisa berakibat buruk bagi usaha anda, terutama dalam proses startup alias bisnis baru.
Ini dikarenakan bisnis baru belum dikenal banyak orang, tentu saja singkatan-singkatan kata atau angka seperti itu akan membingungkan calon konsumen.
Saya contohkan seperti Kartu Perdana IM3. Semua orang hampir kenal dengan produk layanan milik Indosat ini termasuk anda, tapi apakah banyak yang tahu tentang kepanjangan IM3? Bahkan anda saja mungkin tidak tahu.
Akhirnya butuh waktu lama bagi masyarakat untuk mengetahui kepanjangan dari Brand anda. Sama seperti kepanjangan IM3 tadi, saya baru tahu ternyata kepanjangannya adalah Indosat Multimedia Mobile.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membuat Brand
Hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Brand Bisnis – Brand atau merek merupakah salah satu hal yang sudah lumrah didengar. Dengan adanya brand, maka suatu perusahaan tentunya akan lebih dikenal publik karena adanya ciri maupun tanda pengenal dari usaha tersebut.
Lagian, sangat jarang juga kita temukan perusahaan ataupun suatu usaha yang tidak memiliki brand atau merek, mungkin hampir tidak ada.
Tahukah anda? Nama Adobe berasal dari kata “Adobe Creek”, yaitu nama sungai yang mengalir di belakang rumah CEO Founder Adobe, John Warnock.
Brand ataupun merek merupakan salah satu hal yang wajib ada pada perusahaan. Baik bisnis kecil maupun bisnis besar miliaran.
Brand adalah logo dari suatu perusahaan, sedangkan merek melambangkan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.
Kita semua pasti sering mendengar kalimat-kalimat ini; Aqua, Honda, Coca-cola, Yamaha, Toshiba dan lain-lain. Lalu kita bertanya-tanya, “Kenapa nama-nama tersebut mudah diingat dan melekat di benak kita?”
Tentu saja bukan tanpa tujuan mereka membuat nama-nama tersebut melainkan untuk tetap tertanam dalam benak setiap orang yang pernah mengucapkannya.
Sebelum membuat nama brand pada perusahaan anda sendiri, setidaknya ada 3 poin penting yang kudu diperhatikan terlebih dahulu.
Hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Brand Bisnis:
Usahakan tidak lebih dari 4 suku kata
Tujuannya adalah supaya mudah diingat dan tidak mudah terlupakan oleh orang banyak. Kita bisa melihat contoh dari daftar nama brand yang saya tulis diatas, mayoritas hanya menggunakan 1 sampai 2 suku kata saja.
Jika tetap ngotot membuat lebih dari 4 suku kata, gunakan Repitisi atau bisa juga singkatan
Misalkan blog ini ingin menciptakan nama brand yang akan dipublikasikan ke massa, maka saya akan membuatnya lebih pendek, sehingga menjadi HABI ( HAKIKAT BISNIS ), atau bisa juga HB ( HAKIKAT BISNIS ). Kesannya lebih singkat dan tentunya lebih mudah untuk diingat dan diucapkan.
Contoh perusahaan besar yang menerapkan hal seperti ini adalah INTEL, yang diambil dari kata Integrated sebagai INT dan Electronics sebagai EL, maka jadilah INTEL ( Integrated Electronics).
Jika ingin membuat nama brand yang panjang, gunakan cara berikut ini
Jangan salah, nama brand yang panjang kerap jadi perusahaan yang sangat ternama dan terkenal. Nama perusahaan tersebut disingkat, namun setelah disingkat malah lebih mudah mendunia.
Kita bisa melihat contoh perusahaannya sebagai berikut : Entrepreneur University (EU), Kentucky Fried Chicken (KFC), Young Entrepreneur Academy (YEA), Yuk Bisnis Properti (YBP), . Keren kan ?
Menurut saya, jika ingin membuat nama brand untuk perusahaan kita, lebih baik sesuaikan dengan bahasa di negara tempat kita mendirikan perusahaan tersebut, tidak usah meniru-niru yang takutnya nanti malah bikin ribet. Karena jika perusahaan kita sudah terkenal dan maju, dunia perlahan akan mengenal dengan sendirinya.
Akibat Mengganti Nama Brand
Sangat banyak brand yang berubah di tengah jalan karena mulai menyadari bahwa merek yang selama ini dipakai ternyata terasa kurang cocok.
Mungkin karena manfaat dan kegunaan produk yang tidak relevan atau kurang nyambung dengan nama brand, akhirnya dicari-cari nama pengganti yang cocok.
Padahal, akibatnya jelas fatal bagi usaha anda sendiri, karena berdampak terhadap banyak hal, terutama bagi sebagian besar pelanggan yang telah lama setia dengan anda.
Di awal-awal perubahan nama, mereka akan sedikit bingung dan heran tentang apa yang terjadi.
Baca juga : Pengertian Brand
Meskipun nanti akan kembali seperti semula, namun tetap saja anda harus melakukan Proses Pemasaran lagi, karena nama brand yang mereka kenal selama ini telah berubah, dan mereka juga akan berpikir bahwa manfaat barang yang bersangkutan telah beralih fungsi.