Penyebab Usaha Bangkrut – Melakoni sebuah usaha, akan banyak hal yang mungkin terjadi selama proses perjalanannya. Diantaranya Proses perkenalan produk, promosi/pengiklanan, persaingan yang ketat, jatuh-bangun, Kejayaan bahkan juga kemerosotan atau kebangkrutan.
Hal yang paling ditakuti oleh seorang entrepreneur bukanlah persaingan pasar yang ketat, melainkan penurunan hingga kemerosotan (bangkrut) yang akan menyebabkan perusahaan tersebut gulung tikar alias gagal.
Untuk itu, perlu sekiranya mengantisipasi tanda-tanda kemerosotan sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sebenarnya sangat banyak sekali faktor yang jadi penyebab, tapi digolongkan menjai 2 faktor, yaitu Faktor Internal (dari dalam) dan Eksernal (dari luar perusahaan). Disini saya akan coba menjabarkan faktor internal.
Penyebab Usaha Bangkrut atau Gagal
1. Pengontrolan yang lemah terhadap jalannya usaha
Sebagai orang yang memiliki usaha, anda harus punya wewenang penuh akan usaha tersebut.
Tidak masalah bila mempercayakan lebih kepada karyawan atau anggota, namun anda juga harus bersedia dan senantiasa siap untuk ikut andil dalam menangani masalah yang datang.
Lemahnya perhatian terhadap bisnis utama yang dikelola, disebabkan beberapa faktor berikut :
- Anda sebenarnya belum (benar-benar) Siap Tempur untuk berbisnis
- Memiliki bisnis/usaha sampingan yang lain
- Ada kesibukan berbeda diluar dunia bisnis
- Kesehatan yang tidak baik
- Kurangnya motivasi dalam berbisnis
Bila pengontrolan lemah, badan perusahaan juga ikut melemah, kemudian merosot jatuh dan akhirnya tutup usaha (bangkrut).
2. Struktur Manajemen yang Kurang Efektif
Struktur organisasi pada perusahaan yang anda miliki harus tertata rapi dan terorganisir dengan jelas.
Hal ini menandakan bahwa setiap orang di perusahaan tersebut memiliki hak dan kewajiban masing-masing.
Tentu ini akan berpengaruh baik dalam mencapai goals perusahaan yang ditargetkan sebelumnya.
Apabila manajemen tidak jelas alias amburadul, jangan heran bila masalah yang datang tidak bisa diatasi dengan baik malah makin bertambah besar.
3. Ketinggalan Zaman / Tidak Ber-Inovasi
Di zaman hiruk-piruknya dunia Digital seperti sekarang, semua bisa dilakukan dengan mudah bahkan instan.
Sebuah perusahaan bisa memulai, prosomi hingga menjual produk usaha secara online. Kendati demikian, mau tidak mau semua perusahaan harus mampu beradaptasi dengan pasar bisnis online ini.
Jika hanya mengandalkan cara lama (kuno), secara perlahan usaha/produk anda akan dilupakan, sebab mayoritas orang berbelanja dan melakukan transaksi secara Online, sedangkan anda masih promosi dengan teknik Door to Door.
4. Lalai Terhadap Konsumen dan Kompetitor yang Semakin Kuat
Menyambung poin ke-3, dunia digitalisasi menyebabkan permintaan dan kebutuhan konsumen semakin beragam.
Semua pebisnis dituntut untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan atau konsumen.
Jika berhasil, maka produk anda akan semakin dikenal luas yang kemudian mendatangkan laba yang besar.
Tapi, bila anda gagal dalam mengantisipasi pangsa pasar online dan pergerakan kompetitor yang semakin produktif, bersiaplah menghadapi masa kelam dalam perjalanan usaha yang kemudian berakhir kebangkrutan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk megantisipasi kompetitor bisnis yang kuat adalah :
- Selalu update dalam menganalisa perkembangan bisnis pada bidang yang dijalani
- Menggali informasi terkait kompetitor terkuat
- Lakukan cara yang lebih kreatif saat bersaing (secara sehat)
- Ikuti perkembangan Pangsa Pasar setiap waktu
5. Total Hutang Lebih Besar dari Pendapatan
Manajemen Finansial yang baik merupakan perkara penting dalam kemajuan sebuah bisnis.
Mampu mengendalikan arus kas dan pengeluaran akan berdampak positif terhadap perkembangan usaha jangka panjang.
Untuk itu, berhati-hatilah dalam mengontrol keuangan dan mewaspadai biaya tidak terduga yang mungkin muncul.
Namun, apabila pendapatan tidak dimotori dengan baik, bukan tidak mungkin jika hutang semakin hari semakin menumpuk.
Penyebabnya adalah gaji karyawan dan biaya produksi dengan output yang tidak seimbang.
Sehingga memerlukan pendanaan yang besar untuk menutupinya. Akhirnya, hutang-pun melilit ditengah ketidak-produktivitasan dalam bersaing.
Demikianlah, faktor penyebab utama sebuah usaha bisa menjadi bangkrut.
Untuk itu, hindari poin-poin diatas agar bisnis semakin berkembang setiap waktu dan bisa menembus goals perusahaan yang sudah ditargetkan dari awal.