Pada kesempatan ini, saya akan coba menjabarkan mengenai pengertian Retail, Retailer dan Retailing. Tiga istilah ini memang bermakna sama, namun kata dan definisinya berbeda.
Apa itu Retail? Secara umum, Arti Retail adalah kegiatan atau aktivitas promosi dalam memasarkan produk / jasa secara langsung, kepada konsumen akhir. Dalam prakteknya, mereka tidak memproduksi maupun menyalurkan barang.
Mereka adalah pembeli produk dalam satuan banyak, / pelayan jasa akhir kepada konsumen, yang didapat dari distributor maupun produsen langsung. Sederhananya, contoh retail adalah pedagang eceran / toko kelontong.
Sedangkan Retailer adalah orang yang melakukan kegiatan Retail itu sendiri. Misalnya, ada sebuah toko (retail) di suatu daerah, dan pemilik toko tersebut adalah Retailer (pedagang) nya.
Kemudian, Arti Retailing adalah kegiatan yang dilakukan pemilik toko, dalam mengelola tokonya tersebut. Nah, sampai disini sudah paham kan ? Oke lanjut!
Pengertian Retail Menurut Para Ahli
Untuk menambah pemahaman anda mengenai arti dari Retail ini, berikut adalah beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli :
1. Berman dan Evans
Menurut dua pakar ekonomi ini, pengertian retail artinya suatu usaha bisnis yang berusaha memasarkan barang dan jasa, kepada konsumen akhir yang menggunakannnya untuk keperluan pribadi dan rumah tangga.
2. Kotler
Kotler mengemukakan arti retail adalah penjualan eceran, meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang atau jasa, pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis.
3. Gilbert
Definisi retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya, untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa, sebagai inti dari distribusi.
4. Levy dan Weitz
Levy dan Weitz berpendapat bahwa, yang dimaksud dengan retail merupakan satu rangkaian aktivitas bisnis, untuk menambah nilai guna barang dan jasa yang dijual kepada konsumen, untuk konsumsi pribadi atau rumah tangga.
Jadi bisa disimpulkan bahwa, Pengertian Retail adalah serangkaian aktivitas penjualan, yang dilakukan oleh seseorang / kelompok untuk dijual langsung kepada pembeli akhir, kemudian dipergunakan untuk keperluan mereka.
Ciri-Ciri Bisnis Ritel
Dalam implementasinya, Bisnis Retail telah mengalami perkembangan yang pesat, ditambah lagi pengaruh modernisasi dan westernisasi menjadikan peluang usaha ini tumbuh secara signifikan.
Akhirnya, kegiatan perdagangan ini dibagi menjadi 2 macam, dan memiliki karakteristik yang berbeda pula, yakni Retail Tradisional dan Modern.
1. Karakteristik Retail Tradisional:
- Lokasi yang relatif sempit
- Jenis barang / jasa yang dijual tidak terlalu banyak
- Sistem manajemennya masih terbilang sangat sederhana
- Kenyamanan dalam berbelanja cukup terjamin
- Masih terdapat proses tawar-menawar harga dengan para pedagang secara langsung
- Produk yang dijual juga tidak dipajang terlalu terbuka, sehingga para pelanggan tidak mengetahui apakah pengusaha ritel tersebut memiliki barang yang memang dicari atau tidak.
2. Karakteristik Retail Modern
- Menawarkan tempat yang lebih luas.
- Barang yang dijual beraneka ragam
- Memiliki sistem manajemen yang terkelola dengan sangat baik dan hati-hati.
- Menawarkan tingkat kenyamanan yang tinggi dalam berbelanja.
- Harga jual sudah tetap (fixed price) sehingga sama sekali tidak ada proses tawar-menawar dan adanya sistem swalayan/pelayanan secara mandiri.
- Pemajangan dari produk pada rak-rak terbuka sehingga para pelanggan bisa dengan bebas melihat dan memilih barang-barang apa saja yang dibutuhkan.
Jenis-Jenis Retail
Sekarang anda telah mengetahui Arti Retail secara luas, dan menyadari bahwa apabyang dilihat setiap hari, baik disekitar lingkungan tempat tinggal maupun pasar-pasar, banyak sekali terdapat perusahaan retail disana.
Namun dibalik itu, ternyata terdapat pula jenis retail yang dikelompokkan menjadi 5 bagian, simak penjelasannya di bawah ini :
1. Retail Berdasarkan Kepemilikan
Pada jenis pertama ini dikelompokkan menjadi 3 bagian, yakni adalah:
- Independent Retail Firm: yaitu adalah pengecer yang beroperasi secara mandiri (independen), tanpa ada kombinasi dengan orang atau pihak lain. Contohnya adalah warung, toko kelontong, pasar inpres, ruko dan sejenisnya.
- Franchising: Disebut juga sebagai Waralaba, merupakan suatu bentuk dari sistem pemasaran, dimana Franchisor (badan usaha) memberikan kewenangan kepada pengusaha lain (Franchisee) untuk melakukan usaha lain sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
- Corporat Chain: Atau Perusahaan berantai, adalah suatu kelompok usaha yang bernaung dalam satu manajemen yang sama, dan dimiliki oleh beberapa pemilik saham (investor). Contohnya Department Store, Superstore, Spacialty Store dan Pasar Swalayan.
2. Berdasarkan Produk yang Dijual
Produk adalah barang yang kita jual. Untuk kategori ini, jenisnya dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya adalah :
2.1. Product Retailing
- Toserba: Yaitu sebuah perusahaan dagang yang setidaknya memiliki karyawan 20 orang, serta menjual peralatan pokok dan pelengkap lebih dari 20% dari total penjualan.
- Specialty Store: Yaitu kegiatan retail yang menjual produk-produk serupa atau tertentu, misalnya toko komputer, toko sepatu, toko buah, sayuran, toko mainan anak dan sejenisnya.
- Catalog Showroom: Yakni kategori penjualan barang lokal dengan harga yang cenderung murah, serta lokasi penjualannya dekat dengan tempat pajangan jualannya.
- Food and Drug Retailer: Yaitu pedagang yang khusus menjual makanan / minuman, serta obat-obatan dengan harga terjangkau.
2.2. Service Retailing
Berikutnya adalah retail kategori pelayanan, bukan penjualan seperti biasa. Pembagiannya antara lain adalah:
- Rented Goods Service: Adalah perusahaan jasa yang menyewakan produk fisik dengan perjanjian skala waktu, misalnya penyewaan apartemen, mobil travel, sepeda motor hingga warnet.
- Owned Goods Service: Yaitu jasa pelayanan yang dilakukan langsung oleh pemberi jasa, misalnya reparasi / perbaikan seperti perbaikan jam tangan, bengkel mobil, sepeda motor, perawatan taman dan sejenisnya.
- Non Goods Service: Adalah pengecer yang menyewakan jasanya pribadi yang secara langsung berhubungan dengan penyewa, misalnya sopir, baby sitter, pemandu wisata, translator dan sebagainya.
3. Non Store Retailing
- Telephone & Media Retailer: Adalah teknik pemasaran bertajuk Telemarketing, yang memanfaatkan jaringan telepon, dan melalui Media Promosi seperti televisi, radio maupun surat kabar dalam upaya mendapatkan konsumen.
- Mail Order: Singkatnya, adalah retailer yang Mempromosikan produk/jasa miliknya dengan menggunakan media pos surat.
- Vending Machines: Adalah kegiatan penjualan barang melalui alat / mesin khusus, misalnya mesin pendingin yang berisi aneka minuman dan sering ditemukan di kantor-kantor, hotel maupun pasar swalayan.
- Electronic Shopping: Pengecer yang melakukan kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan media internet, serta produk elektronik seperti TV dan Komputer.
- Direct Selling: Atau Personal Selling, yaitu kegiatan penjualan yang dilakukan langsung oleh tenaga penjual, untuk bertemu dengan calon pelanggan dan berkomunikasi secara tatap muka.
4. Berdasarkan Strategi Penetapan Harga
Setiap retailer pasti mematok harga jual dari produk mereka secara bervariasi, meskipun barang yang dijual adalah sama dengan produk pesaing, bahkan yang berada pada satu pangsa pasar yang sama.
Memang Strategi penetapan harga diambil dari tolok ukur dan pertimbangan yang sama, misalnya minat konsumen, kemampuan calon pembeli, harga yang rasional, jangkauan pasar dan sejenisnya. Namun untuk harga akhir, kemungkinan besar akan berbeda.
Ada pengecer yang menjual produk / jasa dengan harga yang murah, disertai diskon per-skala. Namun ada pula yang lebih memilih mematok harga tinggi dengan pelayanan yang prima.
Metode penetapan harga secara umum dibagi menjadi 4 prinsip, diantaranya adalah Berdasarkan permintaan, biaya, laba dan berdasarkan persaingan.
Itulah mengapa tiap-tiap retailer akan mematok harga produk secara berbeda. Untuk hal ini, anda bisa cek artikel kami yang berjudul metode penetapan harga.
5. Berdasarkan Lokasi
Jenis Retail juga dikelompokkan menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah :
- Strip development: Merupakan kawasan komersial yang telah dikembangkan oleh suatu pihak, sehingga siapapun bisa langsung masuk dan mengunjunginya hingga ke area parkir.
- Downtown central business districts: Yaitu suatu pusat kegiatan bisnis dan komersial yang sering terdapat di kota-kota besar, yang identik dengan distrik keuangan/finansial.
- Shopping center: Adalah pusat perbelanjaan, dimana terdapat banyak pedagang / retail yang sama-sama tergabung dalam sebuah bangunan / komplek penjualan.
Kelebihan dan Kekurangan Retail
Setelah memahami ulasan mengenai pengertian, kriteria dan jenis bisnis retail di atas, dibawah ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan retail secara umun. Silakan simak ulasannya
1. Kelebihan Bisnis Retail:
- Termasuk salah satu usaha dengan modal yang kecil, namun potensi Keuntungannya besar
- Lokasi perdagangan cenderung berada di tempat-tempat ramai aktivitas, sehingga kemungkinan mendapatkan banyak pembeli akan semakin terbuka
- Hubungan penjual dan pembeli akan harmonis, dikarenakan kedua pihak akan sering berkomunikasi secara langsung dengan dua arah
2. Kekurangan Bisnis Retail
- Perkembangan usaha retail yang telah modern ini mengakibatkan pengelolaan dalam skala kecil kian tertinggal
- Banyak dari pebisnis retail tidak begitu memperhitungkan soal pengelolaan yang berskala kecil, karena hanya dianggap sebagai pengisi waktu luang atau sekadar tambahan income saja, sehingga mindset ini menjadikan usaha sulit berkembang
- Dalam menjalankan usaha, para retailer masih kurang memperhatikan mengenai Manajemen Keuangan, sehingga modal dan laba yang didapat akan sering habis tak menentu
- Strategi promosi yang jarang diperbaharui, sehingga tetap banyak pengusaha retail yang tidak diketahui oleh para calon-calon pembeli.
Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Pengertian Retail , Jenis-Jenis Retail , karakteristik hingga kelebihan dan kekurangan bisnis retail. Semoga ulasan di atas bisa dipahami dan bermanfaat.