Istilah dalam Puisi – Pengertian Puisi adalah karya sastra dalam bidang tulisan, yang dimana penulisnya menyampaikan suatu pesan, hasrat atau perasaan berdasarkan yang dialaimnya langsung, mencerminkan suatu peristiwa, tragedi ataupun suatu kisah di masa lalu.
Orang yang menulis puisi disebut Penyair. Pada gaya penulisan sebuah puisi, penyairnya akan menambahkan kualitas estetis pada makna semantis. Itulah mengapa sebuah puisi terkadang sangat susah dimengerti, namun memiliki makna yang dalam dan penting.
Hampir semua orang mengenal bahkan pernah membawakan puisi, setidaknya sekali seumur hidupnya. Ini karena keberadaan puisi sangat dekat dengan diri setiap orang. Apalagi Jenis-Jenis puisi yang beragam, mulai dari Syair, Gurindam, Pantun, Seloka dan sebagainya.
Simak juga : 6 Cara Penulisan Judul sesuai PUEBI beserta Contoh
Selain itu, Kumpulan Istilah dalam Puisi juga beraneka ragam. Meskipun seseorang sering menghayati dan mempraktekkan gaya khas saat membacanya, belum tentu dia tahu apa saja istilah dalam sastra puisi selama ini.
Kumpulan Istilah dalam Sastra Puisi
Pendidikan yang fokus mengenai Puisi juga tidak sepopuler ilmu edukasi yang lain. Nah, pada kesempatan ini, saya akan coba menjabarkan untuk anda mengenai beberapa Istilah dalam Puisi, yang sejatinya belim banyak diketahui. Silakan disimak satu-persatu.
1. Sajak
Istilah paling umum dalam puisi yang pertama yaitu Sajak. Pengertian Sajak adalah persamaan bunyi, yang dimana persamaannya terdapat pada awal, tengah atau akhir kalimat. Sajak juga dikenal sebagai Bagian terpenting dalam sebuah puisi, bahkan sebutan lainnya
Meskipun bukan syarat wajib dalam puisi, namun pengaruhnya sangat besar dalam bentuk dan pemilihan kata nya. Karena tidak terikat dengan kata-kata yang terdapat pada puisi, maka penulisannya bisa dengan bebas. Itulah mengapa kita sering mendengar istilah sajak bebas.
2. Bait
Pengertian Bait adalah satuan kalimat yang tergabung dalam beberapa baris pada teks puisi. Dalam ilmu bahasa, sama artinya dengan paragraf.
Baik menjadi pemisah yang memudahkan para pembaca untuk membawakan puisi tersebut. Sebagai contoh adalah pantun, yang 1 baitnya terdiri dari 4 baris.
3. Sepentina
Secara sederhana, Sepentina adalah baris-baris kalimat atau kata dalam puisi, dimana awal dan akhir kata pada Kalimat tersebut adalah sama.
4. Asonansi
Pengertian Asonansi adalah Pengulangan suara vokal untuk membuat rima internal dalam frasa atau kalimat, dan bersama-sama dengan aliterasi maupun konsonansi yang berfungsi sebagai salah satu blok bangunan sajak.
5. Analogi
Istilah dalam Puisi berikutnya adalah Analogi. Pengertian Analogi merupakan persamaan antara dua kata, dimana menjadi dasar dari terbentuknya dasar yang lain. Mudahnya, kata pertama punya hubungan erat dengan analoginya. Sebagai contoh :
- Gerjaji = Kayu
- Sendok = Makan
- Sepatu = Kaki
- Baju = Badan
- Pensil = Penghapus
6. Balada
Arti Balada adalah sajak sederhana dan simpel, yang biasanya dibawakan menggunakan lagu ataupun dialog, dimana isinya merupakan cerita-cerita masa lalu yang menyedihkan atau mengharukan, misalnya cerita rakyat dan legenda, dan kemudian dirangkai dalam bentuk puisi.
7. Alusi
Istilah dalam Puisi Modern berikutnya yakni Alusi, disebut juga sebagai Majas Perbandingan, yang menembak kepada objek secara tidak langsung. Alusi juga disebut sebagai penghubung antara kejadian di masa lampau dengan yang sekarang.
Baca juga : 7 Jenis Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan
Alusi lebih sering menggambarkan tentang perumpamaan, tokoh, legenda hingga peristiwa-peristiwa masa lampau, yang umumnya diketahui oleh banyak orang, baik penutur, pendengar bahkan banyak orang. Sebagai contoh kalimat Alusi misalnya :
- Kisah cinta mereka seperti Romeo dan Juliet
- Kakek Parto memang Tua-tua Keladi, dia bisa-bisanya menikahi seorang gadis
- Perjalanan hidup wanita itu seperti kisah Bawang Merah dan Bawang Putih.
8. Metafora
Metafora adalah penggunaan kata atau kelompok kata, yang tidak menampilkan arti sebenarnya, melainkan menggunakan perbandingan atau gambaran yang merupakan persamaan, serta disusun dalam bentuk yang singkat. Misalnya kata : Tulang punggung, buah tangan, buah hati dan cindra mata.
9. Antonim dan Sinonim
Antonim yakni perlawanan atau kebalikan dari sebuah kata. Misalnya Besar = kecil, Bagus = Jelek. Sedangkan Sinonim adalah persamaan dari kata tersebut. Contohnya Besar = Luas, Bagus = Indah.
10. Asindeton
Istilah dalam sastra puisi berikutnya adalah Asindeton. Suatu gaya yang berupa acuan, bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat dan tidak dihubungkan dengan kata sambung.
11. Anafora
Anafora merupakan salah satu hal penting pada puisi, dimana artinya adalah pengulangan kata yang terdapat pada awal kalimat, kemudian diulang kembali di tengah atau akhir kalimat pada sebuah bait atau paragraf.
Contoh Anafora adalah : Meskipun hujan badai, meskipun, petir menyambar, meskipun banjir melanda, aku akan tetap datang menjumpaimu.
12. Antitesis
Antitesis merupakan istilah bagi kata yang bertentangan atau berlawanan, namun antara kata pertama dengan makna sejajar berikutnya punya makna berimbang, misalnya yang terdapat pada kata “Merdeka atau Mati!”.
13. Simile
Istilah pada Puisi berikutnya yaitu Simile. Pengertian Simile adalah kata perbandingan yang menyamakan suatu objek yang sedang dibicarakan, dengan hal lain yang masih memiliki kesamaan namun berbeda istilah. Contoh Simile adalah “Bibirnya merah seperti Delima Merekah.
Baca juga : 4 Teori dan Aliran Pendidikan menurut Para Ahli
Bibir yang merah disamakan dengan Buah Delima yang sedang mekar. Kedua objek tersebut punya pemaknaan dan arti yang serupa, serta layak disatukan sebagai perumpamaan. Contoh lainnya adalah “Lekuk tubuhnya indah bagaikan Biola”.
14. Enjambemen
Adalah penerusan sebuah kalimat di luar larik puisi. Kata terakhir dari dua larik puisi berurutan harus dibaca pada dengan kata pertama pada larik berikutnya. Contoh Enjambemen bisa dilihat dari sebuah Puisi Karya Chairil Anwar yang berjudul “Aku” berikut ini :
Melangkahkan aku bukan tuak
menggelegak
Cumbu-buatan satu biduan
Kujauhi ahli agama serta lembing-katanya.
Aku hidup
Dalam hidup di mata tampak bergerak
Dengan cacar melebar, barah bernanah
Dan kadang satu senyum kukucup-minum dalam
dahaga.
15. Aliterasi
Salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, yang disebut juga sebagai pengulangan huruf mati dari berbagai suku kata yang berturut-turut, biasanya terletak di suku kata awal setiap kata. Contoh Aliterasi antara lain :
- Tidur terlentang di bawah pohon yang tenang
- Bagai burung Camar hinggap di atas batu
- Sang Surya datang sapa suara.
16. Epitet
Istilah dalam Puisi selanjutnya bernama Epitet. Pengertiannya adalah Kata benda, kata sifat atau frasa yang umumnya digunakan sebagai kata ganti dari sikap, sifat, kebiasaan dan status seseorang.
Baca juga : Contoh Proposal 17 Agustus di Masyarakat
Epithet umumnya digunakan untuk mengejek, sindiran hingga hinaan terhadap seseorang atau benda. Contoh kalimat Epithet dalam Puisi adalah :
- Nabi Muhammad adalah Nabi Akhir Zaman
- Ir. Soekarno Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia
- Umar bin Khattab adalah Manusia Kuat yang diberi gelar Al-Faruq.
17. Stanza
Definisi Stanza merupakan serangkaian garis yang digabungkan dalam puisi, yang berasal dari bait lain dengan garis kosong atau lekukan. Stanza dapat memiliki skema rima dan metrik yang teratur, meskipun bait tidak diharuskan untuk memilikinya.
18. Ambiguitas
Atau Ambiguiti merupakan kata, frasa dan kalimat yang punya banyak penafsiran, sehingga kata tersebut tidak hanya memiliki satu arti melainkan lebih yang terdapat pada puisi.
19. Madrigal
Istilah dalam puisi berikutnya yakni Madrigal, ialah Sajak cinta yang pendek, berisi buah fikiran yang sederhana, bernas dan padat.
20. Imaji
Sebuah puisi yang terdapat kata-kata atau kalimat yang bisa menggambarkan dan mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan.
Untuk contoh puisi, silakan baca Puisi Cinta dalam Diam ini.
21. Kata Konkret
Adalah kata yang bisa ditangkap oleh indera yang menyebabkan munculnya imaji. Gaya bahasa ini bisa menghidupkan / meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
22. Rasa
Sikap dan perilaku penyair atau pembawa puisi, yang berkaitan dengan tema dari puisi yang dibawakan atau dituliskan.
23. Nada
Adalah sikap penyair terhadap para pembaca saat membawakan sebuah puisi, bisa terkesan menggurui, mendikte, bersikap sombong serta menganggap rendah para pembaca. Semuanya didasarkan oleh tema puisi yang dibawakan.
Baca juga : Kalimat Utama, Penjelas & Simpulan: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya
__________________
Penutup
Nah, demikianlah 23 Istilah dalam Puisi yang masih jarang diketahui. Semoga bisa membantu anda dalam mencari istilah yang ada pada puisi, serta ajang penambahan wawasan. Terima kasih.
Artikel ini ditulis oleh Senipedia.id